Percobaan Memilih Kekerabatan Gaya Normal Dan Goresan Statis
Hukum gerak yang melibatkan gesekan, pertama kali diungkapkan secara eksperimen oleh Leonardo da Vinci (1452 – 1519). Ia menemukan dua sifat gaya gesekan, yaitu:
1. gaya ukiran sebanding dengan beban.
2. gaya ukiran tidak tergantung pada luas permukaan benda yang bersentuhan.
Menurut Leonhard Euler, dilihat dari gerakannya, gaya gesek dibagi menjadi dua macam, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas ihwal percobaan untuk memilih kekerabatan antara gaya gesek statis, koefisien ukiran statis, dan gaya normal benda. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik klarifikasi berikut ini.
Apa itu Gaya Gesek Statis?
Menurut Hukum I Newton, pada benda yang diam, resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol. Berdasarkan aturan ini, ketika kita mendorong meja tetapi meja tersebut masih diam, tentunya ada gaya lain yang melawan gaya dorong yang kalian berikan.
Gaya tersebut ialah gaya gesek antara kaki-kaki meja dengan lantai. Gaya gesek ini bekerja pada meja yang diam, sehingga disebut gaya gesek statis (fs). Jadi, gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam.
Kalian telah mengetahui bahwa besarnya gaya gesek tergantung pada kekasaran permukaan benda dan bidang yang bersentuhan. Tingkat kekasaran ini dinyatakan dengan koefisien gesekan. Untuk benda diam, koefisien ukiran disebut koefisien ukiran statis, disimbolkan s .
Selain tingkat kekasaran permukaan benda, besarnya gaya gesek dipengaruhi oleh besar gaya normal (N) yang diberikan bidang pada benda. Untuk mengetahui kekerabatan antara gaya gesek statis, koefisien ukiran statis, dan gaya normal benda, lakukan Eksperimen berikut.
Praktikum: Mencari Hubungan Gaya Gesek Statis dengan Gaya Normal
A. Dasar Teori
Gaya gesek statis (fs) ialah gaya gesek yang bekerja pada benda yang membisu yang berada pada suatu bidang. Besarnya gaya gesek statis sangat dipengaruhi oleh tingkat kekasaran permukaan benda dan bidang yang bersinggungan. Tingkat kekasaran permukaan benda dan bidang yang bersinggungan, dinyatakan dengan koefisien ukiran statik (μs).
Koefisien ukiran statis memiliki nilai 0 < μs < 1. Untuk nilai μs = 0 berarti permukaan benda dan bidang yang bersinggungan sangat licin. Sementara itu, untuk nilai μs = 1, permukaan benda dan bidang yang bersinggungan sangat kasar. Semakin bergairah permukaan benda dan bidang yang bersinggungan, semakin besar gaya ukiran statisnya.
Selain tingkat kekasaran, besarnya gaya gesek juga dipengaruhi oleh gaya normal (N). Gaya normal ialah gaya yang diberikan bidang pada benda. Arah gaya normal selalu tegak lurus bidang. Pada bidang datar, besarnya gaya normal sama dengan gaya berat (W) benda.
B. Tujuan Percobaan
Setelah melaksanakan eksperimen ini, diperlukan kalian mampu:
1. Menjelaskan kekerabatan gaya gesek statis dengan gaya normal.
2. Menghitung besar koefisien ukiran statis.
3. Menentukan besar gaya gesek statis.
C. Alat dan Bahan
1. Papan kayu yang permukaannya dihaluskan atau diamplas.
2. Balok kayu bergairah (5 buah).
3. Ampelas.
4. Minyak goreng atau oli.
5. Neraca pegas.
6. Neraca O Haus atau neraca tiga lengan.
D. Langkah Kerja
1. Berilah tanda pada setiap balok dengan karakter A, B, C, D, dan E.
2. Haluskan dua buah sisi dari balok A dengan memakai amplas.
3. Timbanglah massa setiap balok dan catat hasilnya.
4. Letakkan balok A dengan permukaan yang bergairah berada pada papan. Dengan memakai g = 9,8 m/s2, hitunglah gaya normal balok A dengan persamaan N = mg.
5. Kaitkan ujung neraca pegas dengan balok A, sedang ujung lainnya ditarik. Perhatikan gambar di bawah ini.
6. Tariklah neraca pegas secara perlahan. Perhatikan dan catatlah penunjukan skala neraca pegas ketika balok sempurna akan bergerak. Skala neraca pegas tersebut mengatakan besar gaya gesek statis (fs) maksimum.
7. Ulangi langkah nomor 4 hingga nomor 6 dengan menambahkan balok lainnya secara sedikit demi sedikit dari penambahan balok B hingga balok E.
8. Ulangi langkah nomor 7 dengan membalik permukaan balok A, sehingga permukaan yang halus berada di bawah dan bersinggungan dengan papan.
9. Ulangi langkah nomor 8 dengan menambahkan minyak goreng atau oli pada permukaan papan.
10. Catatlah hasil percobaan kalian pada tabel berikut.
No. | Balok | Massa Total (kg) | Gaya Normal (N) | Gaya Gesek (N) |
1. Permukaan A kasar | A | |||
A + B | ||||
A + B + C | ||||
A + B + C + D | ||||
A + B + C + D + E | ||||
2. Permukaan A halus | A | |||
A + B | ||||
A + B + C | ||||
A + B + C + D | ||||
A + B + C + D + E | ||||
3. Papan diberi minyak/oli | A | |||
A + B | ||||
A + B + C | ||||
A + B + C + D | ||||
A + B + C + D + E |
E. Pembahasan
1. Apakah yang dimaksud dengan gaya normal?
2. Dengan melihat hasil eksperimen kalian pada tabel, bandingkan besar gaya ukiran statis pada nomor 1, nomor 2, dan nomor 3.
3. Buatlah grafik fungsi gaya ukiran statis maksimum terhadap gaya normal untuk setiap percobaan.
4. Hitunglah koefisien ukiran statis antara balok kayu dengan papan pada setiap percobaan menurut grafik yang kalian peroleh.
5. Manakah percobaan yang mengatakan nilai koefisien ukiran terkecil? Apakah artinya?
6. Bagaimanakah kekerabatan antara tingkat kekasaran permukaan balok dan papan dengan besar gaya gesek?
7. Apa yang sanggup kalian simpulkan dari eksperimen ini?
Tulislah laporan hasil eksperimen kalian dengan mengikuti aturan penulisan laporan ilmiah. Kemudian, kumpulkan kepada guru kalian.
Bagaimana hasil eksperimen kalian? Berdasarkan hasil eksperimen, kalian menemukan bahwa besarnya gaya gesek berbanding lurus dengan gaya normal. Dari hasil eksperimen, kalian mendapat grafik fungsi gaya gesek statis maksimum (fs maks) terhadap gaya normal menyerupai yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Berdasarkan grafik tersebut, gradien atau kemiringan grafik mengatakan koefisien ukiran statis. Gradien grafik sanggup kita cari dengan persamaan berikut ini.
Gradien = tan α
Gradien garus mengatakan μs, sehingga:
μs = tan α
μs | = | fs maks |
N |
Atau sanggup dituliskan sebagai berikut.
fs maks = μsN
Keterangan:
fs maks = gaya gesek statis maksimum (N)
μs = koefisien gaya gesek statis
N = gaya normal (N)