-->

Belajar Dinamit - Alfred Nobel

 Nama Nobel selalu dikaitkan dengan penghargaan kemanusiaan Belajar Dinamit - Alfred Nobel
Nama Nobel selalu dikaitkan dengan penghargaan kemanusiaan. Tak banyak yang tahu bermacam-macam sisi hidup si penggagas, yang juga seorang penemu dinamit, penyair yang penyendiri, dan inventor jenius.
Swedia, 21 Oktober 1833, lahirlah seorang bayi pria yang dinamai Alfred, putra keempat dari Immanuel Nobel, penemu dan insinyur sukses yang membangun jembatan dan gedung. Dari pihak ayah, Alfred masih keturunan Olof Rudbeck, ilmuwan populer dari masa 17 yang membantu Swedia berkembang pesat.

Salah satu momen penting dalam hidup Alfred yaitu perkenalannya dengan cairan berdaya ledak hebat berjulukan nitrogliserin, yang terjadi dikala ia menempuh studi teknik kimia di Paris dan dimentori T.J Pelouze, profesor kimia tersohor.
 
Alfred jatuh cinta pada nitrogliserin ini. Sekembalinya ke Rusia, ia dan ayahnya sebetulnya menyebarkan zat liar tersebut menjadi materi peledak komersial. Percobaan mereka terinterupsi oleh kebangkrutan kedua yang dialami oleh Immanuel. Keluarga Nobel harus pulang ke Swedia. Meski begitu, obsesi Alfred akan nitrogliserin tak berubah.
 
Suatu hari, pada 1863, bencana terjadi di laboratorium Alfred, daerah ia melaksanakan serangkaian percobaan intensif untuk menyebarkan nitrogliserin. Laboratorium tersebut meledak dan menggegerkan kota Swedia. Beberapa orang terbunuh, termasuk adik bungsu Alfred, Emil.
 
Namun, Alfred tidak trauma. Karena dihentikan melaksanakan eksperimen di dalam kota, ia memindahkan laboratoriumnya ke Danau Malaren. Tak usang kemudian, ia berhasil memproduksi nitrogliserin secara massal. Belajar dari bencana yang menewaskan sang adik, Alfred terus menyebarkan produknya supaya lebih kondusif digunakan. Ia mencampur cairan nitrogliserin yang mematikan dengan pasir kualitas tinggi, sehingga bentuknya menyerupai pasta gigi yang kemudian ia kemas sedemikian rupa. Alfred Nobel pun resmi menjadi penemu dinamit.
 
Kariernya menanjak semenjak itu. Alfred memperoleh hak paten atas dinamit, yang laku elok digunakan di tambang berlian. Ia dianggap berjasa mengurangi biaya produksi industri pertambangan alasannya yaitu dinamit begitu efektif untuk eksplorasi materi tambang. Pabrik-pabrik dinamit Alfred menjamur hingga 90 buah di lebih dari 20 negara. Alfred sendiri menentukan untuk berbasis di Paris meski ia kerap berpindah-pindah ke banyak sekali negara, menyerupai Jerman, Skotlandia, dan Italia. “Rumah yaitu daerah aku bekerja, dan aku bekerja dimana-mana,” ungkapnya suatu kali.
 
Selain membuat dinamit, otak jenius Alfred terus berinovasi dan ia sukses menyebarkan 355 produk hak paten, dari karet sintetis hingga sutra buatan. Di usia 40, sang ilmuwan yang andal bicara lima bahasa ini telah mencapai hidup mapan.
 
Sumber

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel