Belajar Fisika Menjawab: Mengapa Penampakan Bulan Selalu Berubah?
Bulan yakni sama menyerupai Bumi, dalam artian belahan Bulan hanya setengah yang mendapat cahaya matahari. Dengan kata lain, bulan mempunyai sisi siang dan sisi malam, sama menyerupai bumi. Dari sudut pandang kita dari bumi, kita melihat banyak sekali fase perubahan penampakan bulan setiap malamnya.
Bulan mengorbit atau mengelilingi bumi setiap 29 ½ hari waktu Bumi. Pada setiap waktu, setengah dari Bulan diterangi oleh Matahari. Sisi lain dari Bulan menghadap membelakangi Matahari dan berada dalam kegelapan. Selama Bulan meng-orbit di sekitar Bumi, kita sanggup melihat lebih banyak pada sisi terangnya. Perlahan-lahan penampakan bulanmengalami perubahan. Perubahan ini disebut dengan fase Bulan. Fase bulan terjadi lantaran akhir perubahan sudut dari garis yang menghubungkan Matahari-Bumi-Bulan sewaktu Bulan mengorbit Bumi.
Bulan mempunyai banyak fase, yang umum kita ketahui diantaranya, Bulan baru, sabit, dan purnama. Selama sebulan kita melihat perubahan bulan dari bulan sabit ke purnama dan begitu seterusnya. Perubahan dalam bentuk dan ukuran ini yakni diakibatkan oleh kondisi pencahayaan yang berbeda. Jumlah yang berbeda dari sinar matahari, tercermin oleh matahari ke bumi. Karena bulan terus berputar mengelilingi bumi, maka dari itu munculah bentuk yang berbeda.
Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, bulan tidak memantulkan cahaya matahari, sehingga sisi bumi yang mengalami malam hari tidak sanggup melihat munculnya bulan itu. Hal ini disebabkan lantaran sisi bulan yang terkena sinar matahari yakni hanya belahan yang menghadap matahari dan posisi bulan yang membelakangi sisi gelap bumi. Fase ini disebut dengan Bulan Baru.
Satu hari sehabis bulan baru, sepotong cahaya yang tipis sanggup dilihat, fase ini dikenal dalam kalangan umat Islam dengan sebutan datangnya Hilal. Semakin hari, semakin banyak sisi bulan yang diterangi matahari terlihat. Setelah tujuh hari, kita melihat setengah dari bulan purnama. Ini merupakan setengah bulat yang terkena sinar matahari dan terlihat dari bumi. Hal ini disebut kuartal pertama. Tujuh hari sehabis kuartal pertama, bulan bergerak ke daerah di antara Bumi dan Matahari berada. Fase ini yakni bulan purnama. Tujuh hari sehabis bulan purnama, kita melihat setengah bulan purnama sekali lagi. Ini dikenal sebagai kuartal terakhir atau ketiga. Setelah satu ahad lagi, bulan kembali ke fase bulan baru.
Bulan mengorbit atau mengelilingi bumi setiap 29 ½ hari waktu Bumi. Pada setiap waktu, setengah dari Bulan diterangi oleh Matahari. Sisi lain dari Bulan menghadap membelakangi Matahari dan berada dalam kegelapan. Selama Bulan meng-orbit di sekitar Bumi, kita sanggup melihat lebih banyak pada sisi terangnya. Perlahan-lahan penampakan bulanmengalami perubahan. Perubahan ini disebut dengan fase Bulan. Fase bulan terjadi lantaran akhir perubahan sudut dari garis yang menghubungkan Matahari-Bumi-Bulan sewaktu Bulan mengorbit Bumi.
Bulan mempunyai banyak fase, yang umum kita ketahui diantaranya, Bulan baru, sabit, dan purnama. Selama sebulan kita melihat perubahan bulan dari bulan sabit ke purnama dan begitu seterusnya. Perubahan dalam bentuk dan ukuran ini yakni diakibatkan oleh kondisi pencahayaan yang berbeda. Jumlah yang berbeda dari sinar matahari, tercermin oleh matahari ke bumi. Karena bulan terus berputar mengelilingi bumi, maka dari itu munculah bentuk yang berbeda.
Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, bulan tidak memantulkan cahaya matahari, sehingga sisi bumi yang mengalami malam hari tidak sanggup melihat munculnya bulan itu. Hal ini disebabkan lantaran sisi bulan yang terkena sinar matahari yakni hanya belahan yang menghadap matahari dan posisi bulan yang membelakangi sisi gelap bumi. Fase ini disebut dengan Bulan Baru.
Satu hari sehabis bulan baru, sepotong cahaya yang tipis sanggup dilihat, fase ini dikenal dalam kalangan umat Islam dengan sebutan datangnya Hilal. Semakin hari, semakin banyak sisi bulan yang diterangi matahari terlihat. Setelah tujuh hari, kita melihat setengah dari bulan purnama. Ini merupakan setengah bulat yang terkena sinar matahari dan terlihat dari bumi. Hal ini disebut kuartal pertama. Tujuh hari sehabis kuartal pertama, bulan bergerak ke daerah di antara Bumi dan Matahari berada. Fase ini yakni bulan purnama. Tujuh hari sehabis bulan purnama, kita melihat setengah bulan purnama sekali lagi. Ini dikenal sebagai kuartal terakhir atau ketiga. Setelah satu ahad lagi, bulan kembali ke fase bulan baru.
Karena adanya rotasi Bumi yang miring pada sudut 23,5 derajat, maka akan ada perubahan posisi bulan dari terbit hingga terbenam sama menyerupai matahari. Karena orbit Bulan mengelilingi Bumi, waktu pergerakan bulan terbit dan terbenam akan bergerak relatif terhadap matahari terbit dan terbenam. Namun, dikarenakan orbit bulan tidaklah murni lurus menyerupai bumi mengorbit matahari, orbit bulan yang miring sebesar 5 derajat mengakibatkan kita sanggup melihat bulan terbit di posisi yang berbeda.