Belajar Termometer - Galileo Galilei
Di dalam cairan digantungkan sejumlah beban. Umumnya beban tersebut dilekatkan pada bola beling tersegel yang berisi cairan berwarna untuk efek estetika. Saat suhu berubah, kerapatan cairan di dalam silinder turut berubah yang menimbulkan bola beling bergerak timbul atau karam untuk mencapai posisi di mana kerapatannya sama dengan cairan sekelilingnya atau terhenti oleh bola beling lainnya. Bila perbedaan kerapatan bola beling sangat kecil dan terurutkan sedemikian rupa sehingga yang kurang rapat berada di atas dan yang terapat berada di bawah, hal tersebut sanggup membentuk suatu skala suhu.
Suhu dibaca dari gesekan piringan logam di setiap bola kaca. Biasanya sebuah celah memisahkan bola beling atas dengan bola beling bawah, berarti nilai suhu berada di antara kedua nilai label baca di setiap sisi celah. Bila bola beling melayang-layang di celah, berarti nilai label baca mendekati suhu lingkungan.
Baca Juga
Untuk mencapai keakuratan yang sesuai, toleransi beban harus dibentuk kurang dari 1/1000 per satu gram (1 miligram).
Termometer Galilea bekerja dengan prinsip daya apung. Daya apung sendiri memilih apakah suatu benda mengapung atau karam dalam cairan, serta memberi klarifikasi mengapa bahtera yang terbuat dari baja sanggup mengapung (sementara batangan baja padat dengan sendirinya akan tenggelam).
Satu-satunya faktor yang memilih apakah suatu objek besar naik atau turun dalam suatu cairan tertentu, berkaitan dengan kerapatan objek terhadap kerapatan cairan di mana ia ditempatkan. Jika massa benda lebih besar dari massa cairan pengisi, objek tersebut akan tenggelam. Jika massa benda kurang dari massa cairan pengisi, objek tersebut akan mengapung.