Paket Lengkap Pengetahuan Pengasuh Dalam Perawatan Anak Yang Terinfeksi Oportuinisik Usia 6-12 Tahun Di Kabupaten Temanggung
Abstract: Kondisi anak yang terinfeksi HIV tidak sanggup terlepas dari status HIV orang bau tanah kandungnya. Tekanan terbesar yang dihadapi para pengasuh yakni ketakutan wacana apa yang telah mereka lakukan akan menjadi sia-sia. Para pengasuh secara sadar tahu, bahwa belum ada vaksin yang bisa melenyapkan virus HIV/AIDS dari tubuh belum dewasa ini. Obat ARV ( Antiretroviral) yang dikonsumsi belum dewasa setiap hari, hanya berfungsi untuk menekan jumlah virus untuk berkembang. Inilah yang menciptakan para pengasuh terkadang putus keinginan dalam membesarkan belum dewasa yang terinfeksi HIV/AIDS pada anak masih merupakan hal yang terabaikan dan belum menjadi prioritas dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Tengah.
Tujuan: Mendiskripsikan pengetahuan pengasuh dalam perawatan anak yang terinfeksi Oportunistik usia 6 - 12 tahun di Kabupaten Temanggung.Metode yang dipakai dalam penelitian ini yakni deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Pemilihan subyek penelitian dilakukan secara purposive sampling. Subyek dari penelitian ini yakni pengasuh anak usia 6 - 12 tahun yang terinfeksi oportunistik di Kabupaten Temanggung.
Hasil penelitian:Semua pengasuh jarang melaksanakan penimbangan berat tubuh anak sehingga pengasuh ketika di tanya oleh peneliti tidak mengetahui berat tubuh serta tinggi tubuh anak. Pengasuh hanya menilai secara fisik anak yang di ajar semakin kurus dan kondisinya semakin lemah. Alasan pengasuh tidak melaksanakan pengukuran berat tubuh secara rutin dikarenakan pengasuh tidak mempunyai waktu dan merasa tidak perlu anak dilakukan penimbangan berat tubuh secara rutin. Anggota keluarga yang merawat anak memegang peranan penting dalam pencegahan bisul oportunistik.Hal ini tergantung pada interaksi keluarga menyerupai pengetahuan pengasuh dalam kesiapan fisik merawat anak yang terinfeksi oportunistik.Salah satu pengasuh mengakui menggunakan pengobatan tradisional dengan menunjukkan getah pada bola mata yang terdapat selaput putih anak yang terinfeksi HIV. Informasi ini dia dapatkan dari tetangga sekitar rumah dan pengasuh merasa selaput putih pada bola mata anaknya agak berkurang.Faktor ekonomi merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih layanan kesehatan. Sebagaimana dikemukakan Notoatmodjo dalam teori sikap pencarian pengobatan bahwa banyak sekali alasan yang menjadikan seseorang tidak menggunakan kemudahan kesehatan yakni jaraknya jauh, takut pergi ke rumahsakit, khawatir dengan biaya, dan sebagainya.Dalam hal perawatan anak yang terinfeksi HIV kasatmata dibutuhkan pengetahuan pengasuh menyerupai proteksi dari bisul gres atau dari luar.Seperti mencuci tangan sebelum makan atau mengambil obat, menggunakan handbody untuk menjaga kulit kering anak yang terinfeksi oportuinistik dari keretakan dan infeksi, potong kuku anak untuk mencegah tergores. Tutupi luka,goresan dan ruam untuk mencegah infeksi. Sikat gigi secara teratur, jaga biar lisan tetap higienis dengan memberi air putih sesudah minum susu. Salah satu aspek dalam perawatan anak yang terinfeksi HIV yang sangat penting yakni derma keluarga terutama ibu untuk membantu dalam mengatasi psikologis anak yang sangat komplek dan kebutuhan social.
Kata kunci: Pengetahuan pengasuh, perawatan anak usia 6-12 tahun, anak yang terinfeksi Oportunistik di Kab.Temanggung
Penulis: Sri Widiyati, Supriyadi
Kode Jurnal: jpkebidanandd160477
