6 Langkah Gampang Menciptakan Termometer Sederhana Dengan Gambar
Apa itu Termometer?
Untuk mengukur suhu suatu keadaan dipakai suatu alat yang dinamakan termometer. Kata “termometer” berasal dari bahasa Yunani, yaitu thermos dan meter. Thermos artinya panas, sedangkan meter artinya mengukur. Jadi, termometer merupakan alat untuk mengukur suhu.
Termometer pertama kali dibentuk pada tahun 1592 oleh seorang ilmuwan Italia berjulukan Galileo Galilei yang memakai udara dan air. Pada tahun 1714, ilmuwan Jerman berjulukan Daniel Gabriel Fahrenheit menciptakan termometer yang berisi air raksa. Kemudian pada tahun 1742, ilmuwan Swedia berjulukan Andres Celsius menemukan termometer yang memakai skala ukuran 100.
Termometer biasanya berbentuk sebuah pipa beling sempit tertutup yang diisi dengan zat cair, menyerupai raksa. Dalam sistem satuan internasional (SI) besaran suhu memakai skala Kelvin (K), tetapi di Indonesia besaran suhu yang sering dipakai ialah Celcius (oC).
Termometer yang kita kenal dikala ini mempunyai empat jenis skala ukur, yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin. Keempat jenis skala termometer tersebut dinamai sesuai dengan nama penemunya. Di bawah ini ditunjukkan perbandingan empat skala termometer tersebut.
1. Termometer Celsius
Dibuat oleh Anders Celsius dari Swedia pada tahun 1701 - 1744.
□ Titik tetap atas memakai air yang sedang mendidih (100 0 C).
□ Titik tetap bawah memakai air yang membeku atau es yang sedang mencair (00 C).
□ Perbandingan skalanya 100.
2. Termometer Reamur
Dibuat oleh Reamur dari Perancis pada tahun 1731.
□ Titik tetap atas memakai air yang mendidih (800 R).
□ Titik tetap bawah memakai es yang mencair (00 R).
□ Perbandingan skalanya 80.
3. Termometer Fahrenheit
Dibuat oleh Daniel Gabriel Fahrenheit dari Jerman pada tahun 1986 - 1736
□ Titik tetap atas memakai air mendidih (212o F).
□ Titik tetap bawah memakai es mencair (00o F).
□ Perbandingan skalanya 180.
4. Termometer Kelvin
Dibuat oleh Kelvin dari Inggris pada tahun 1848-1954
□ Titik tetap atas memakai air mendidih (373 K).
□ Titik tetap bawah memakai es mencair (273 K).
□ Perbandingan skalanya 100.
Berdasarkan penetapan skala beberapa termometer di atas, maka sanggup dibentuk perbandingan skala termometer Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin sebagai berikut.
Berdasarkan penetapan skala beberapa termometer di atas, maka sanggup dibentuk perbandingan skala termometer Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin sebagai berikut.
Tabel Perbandingan Skala Termometer
No. | Jenis Termometer | Titik Tetap Bawah | Titik Tetap Atas | Selisih (Jumlah Skala) |
1. | Celcius | 0oC | 100oC | 100 |
2. | Reamur | 0oR | 80oR | 80 |
3. | Fahrenheit | 32oF | 212oF | 180 |
4. | Kelvin | 273 K | 373 K | 100 |
Cara Membuat Termometer Sederhana
Berikut ini ialah percobaan atau eksperimen sederhana untuk menciptakan termometer sendiri yang bisa kalian terapkan di rumah masing-masing.
Tujuan Percobaan:
Membuat termometer sederhana.
Alat dan Bahan:
□ Air
□ Pewarna makanan
□ Botol kecil
□ Sedotan bening
□ Lilin mainan/plastisin/tanah liat
□ Kain hangat
□ Spidol warna
Langkah-Langkah Percobaan:
1. Tuang sedikit air yang telah diberi beberapa tetes pewarna masakan ke dalam botol.
2. Tandai batas atas permukan air dalam botol dengan memakai spidol.
3. Masukkan sedotan sehingga menyentuh permukaan air dalam botol.
4. Tutup dengan rapat sekeliling ujung lubang leher botol dengan plastisin atau tanah liat sehingga tidak ada udara yang bisa masuk ke dalam botol.
5. Tempelkan kain hangat pada botol dan perhatikan baik-baik.
6. Tandai dengan spidol batas permukaan air di dalam botol sesudah botol ditempel kain hangat dengan spidor warna merah. Tanda ini dianggap sebagai titik tetap atas. Kemudian simpan termometer di dalam lemari es beberapa saat. Perhatikan, air akan menyusut sehingga permukaan air akan turun. Tandailah permukaan air tersebut dengan spidol biru. Tanda ini dianggap sebagai titik tetap bawah. Lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.
Bagaimana termometer ini bekerja?
Termometer bekerja menurut perubahan volume suatu zat cair dan perubahan suhu. Permukaan suatu zat cair akan naik melalui sedotan (volume zat cair tersebut bertambah) ketika dipanaskan dan juga permukaan suatu zat cair akan turun (volume zat cair berkurang) ketika didinginkan. Hubungan inilah yang dimanfaatkan oleh termometer untuk mengukur suhu suatu zat.
Hubungan antara perubahan volume dan perubahan suhu juga terjadi pada zat padat dan zat gas. Jika zat padat atau zat gas dipanaskan, volumenya akan bertambah. Begitu pula jikalau zat padat atau zat gas didinginkan, volumenya akan berkurang. Nah, tahukah kau zat apa yang sebaiknya dipakai untuk mengisi termometer biar sanggup mengukur suhu dengan baik?
Termometer raksa vs termometer alkohol
Zat pengisi termometer yang paling umum dipakai ialah raksa dan alkohol. Kedua zat cair tersebut masing-masing mempunyai laba dan kerugian.
Raksa
Keuntungan memakai raksa sebagai pengisi termometer ialah sebagai berikut.
□ Warnanya mengkilap menyerupai perak sehingga gampang dilihat.
□ Perubahan volumenya teratur pada dikala terjadinya perubahan suhu.
□ Tidak membasahi dinding kaca.
□ Jangkauan suhunya cukup lebar (–40 °C hingga dengan 350 °C).
Sedangkan kerugiannya ialah sebagai berikut.
□ Harga raksa mahal.
□ Raksa tidak sanggup mengukur suhu yang sangat rendah.
Alkohol
Keuntungan memakai alkohol sebagai pengisi termometer ialah sebagai berikut.
□ Untuk menaikkan suhu kecil, alkohol mengalami perubahan volume lebih besar sehingga sanggup mengukur suhu dengan teliti.
□ Dapat mengukur suhu yang sangat rendah.
Sedangkan kerugiannya ialah sebagai berikut.
□ Titik didih rendah (78 °C) sehingga pemakaiannya terbatas.
□ Tidak berwarna, sehingga perlu diberi warna biar gampang dilihat.
□ Membasahi dinding kaca.
Dari perbandingan sifat antara raksa dan alkohol di atas, maka untuk mengukur suhu benda yang lebih rendah dari - 39°C dipakai termometer alkohol. Karena alkohol membeku pada suhu −114°C tetapi termometer alkohol mempunyai kelemahan, alkohol titik didihnya relatif rendah yaitu 78°C, sehingga termometer alkohol tidak sanggup dipakai untuk mengukur suhu di atas 78°C. Oleh karen itu, digunakanlah termometer air raksa bisa mengukur suhu lebih tinggi hingga 375°C.
Untuk mengukur suhu di atas 375°C dipakai termometer jenis lain, yaitu: termometer digital, termometer logam dan termometer optik (berdasarkan spektrum cahaya). Pengukuran suhu memakai termometer optik tidak menyentuh benda secara langsung, alasannya ialah pada umumnya benda terletak sangat jauh atau bendanya berpijar. Misalnya mengukur suhu bintang atau mengukur suhu pada tungku pengecoran logam. Spektrum berwarna biru lebih panas dibandingkan dengan spektrum berwarna merah.
Mungkin sebagian dari kalian ada yang bertanya, apakah air biasa (air mineral) bisa dipakai untuk mengisi termometer? Jawabannya ialah tidak. Kenapa tidak? Berikut ini beberapa alasannya.
□ Air membasahi dinding kaca, sehingga skala sulit dibaca.
□ Air tidak bewarna sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya
□ Jangkauan suhu air terbatas yaitu antara 0°C − 100°C.
□ Perubahan volume air sangat kecil ketika suhu dinaikkan.
□ Hasil pembacaan yang diperoleh kurang teliti alasannya ialah air penghantar panas yang jelek.