Paket Lengkap Efek Konseling Apoteker Dengan Alat Bantu Pada Pasien Diabetes Melitus
Abstract: Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) di provinsi Jawa Tengah sebesar 0,8%, secara keseluruhan ialah 1,3% di Indonesia. Prevalensi untuk Surakarta sebesar 2,8% dan menduduki urutan ketiga di provinsi Jawa Tengah. Konseling dengan alat bantu mkkmkmmklebih efektif dibanding konseling biasa. Konseling dengan lembar gosip penggunaan obat dan telepon membantu dalam menawarkan citra perihal gosip obat dan cocok untuk pasien dengan regimen terapi serta merupakan salah satu cara mengurangi tingkat kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imbas konseling farmasis terhadap kepatuhan, luaran klinik dan kepuasan pasien DM. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan metode pretest posttestwith control group design. MMAS-8 dipakai untuk mengukur tingkat kepatuhan dan DMSAT untuk tingkat kepuasan. Pasien dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi (memperoleh konseling dan alat bantu) sebanyak 73 pasien dan kelompok kontrol sebanyak 74 pasien. Penelitian dilakukan di klinik dokter keluarga BPJS Surakarta pada bulan November 2014 hingga Februari 2015. Data dianalisis memakai Chi-square, uji Wilcoxon dan uji korelasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa derma konseling dengan alat bantu meningkatkan kepatuhan dan kepuasan serta meningkatkan ketercapaian luaran klinik dengan tercapainya sasaran kadar gula darah puasa (GDP) dan gula darah post prandial (GDPP) dengan rata-rata penurunan kadar GDP dan GDPP kelompok intervensi sebesar 26,96±28,42 mg/dL dan 26,88±65,49 mg/dL (p<0,05). Tingkat kepatuhan yang tinggi akan meningkatkan tercapainya luaran klinik dan meningkatkan kepuasan terapi, akan tetapi kekuatan korelasinya lemah (r = 0,2-0,4).
Kata kunci: konseling, alat bantu, kepatuhan, luaran klinik, kepuasan
Penulis: Ambar Yunita Nugraheni
Kode Jurnal: jpfarmasidd150687
