Belajar Artikel Sains: India 250 Tahun Mendahului “Penemuan” Newton
Ternyata sebuah sekolah kecil sarjana yang terletak di India barat daya telah menemukan prinsip matematika modern beberapa ratus tahun sebelum Newton menyatakan hal tersebut merupakan inovasi barunya. Bener ga sih?
Nah katanya Dr George Gheverghese Joseph dari Universitas Manchester, Sekolah Kerala telah mengidentifikasi ‘deret tak hingga’, yaitu salah satu komponen dasar dari kalkulus sekitar tahun 1350. Sementara 'atribut' kalkulus ini gres diperkenalkan Pak Newton dalam bukunya bersama Pak Gottfried Leibnitz pada simpulan masa 17.
Trus tim dari universitas Manchester dan Exerter juga menguak keberhasilan sekolah Kerala yang telah menngungkapkan deret Pi dan menggunakannya untuk menghitung Pi hingga 9, 10, dan bahkan hingga 17 angka dibelakang koma.
Selain itu ada bukti yang secara ga pribadi menyatakan bahwa orang India mengajarkan pengetahuan matematika mereka ke misionaris Jesuit yang mengunjungi India pada masa 15. Nah pengetahuan ini berdasarkan mereka yang alhasil hingga ke Newton.
Kemudian dikala membaca-baca beberapa paper India, Dr. Joseph juga membuka diam-diam yang kemudian ia publikasikan melalui bukunya yang berjudul “ The Crest of the Peacock: the Non-European Roots of Mathematics” edisi ketiga yang menjadi buku terlaris yang diterbitkan oleh Princeton University Press.
Beliau mengatakan: “Awal dari matematika moderen biasanya terlihat sebagai pencapaian orang Eropa namun inovasi di India tengah antara masa 14 dan 16 sering kali diabaikan atau dilupakan.”
“Kecermelangan perkerjaan Pak Newton pada simpulan masa 17 tidak menyusut, terutama dikala pekerjaan tersebut berkaitan dengan algoritma kalkulus.Tapi nama lain dari sekolah Kerala, khususnya Madhava dan Nilakantha, saling sebenarnya menemukan komponen jago lainnya dari kalkulus yaitu deret tak hingga.”
“Ada banyak alasan kenapa donasi sekolah Kerala tidak diakui. Alasan utamanya yaitu inspirasi yang keluar dari ilmuan dari dunia Non-Eropa tidak diakui atau diabaikan disebabkan oleh warisan dari kolonialisme Eropa dan dari luar lainnya.”
“Namun ada sedikit isu mengenai bahasa lokal Kerala zaman dulu, Malayalam. Beberapa teks kemudian berkembang di masa depan, ibarat Yuktibhasa, dimana beberapa dokumentasi matematika yang luar biasa ditulis.”
Dr. Joseph juga menambahkan: "Untuk beberapa pertimbangan yang tak sanggup diduga, standar bukti yang dibutuhkan untuk mengakui penyebaran pengetahuan dari Timur ke Barat lebih besar dibanding standar bukti yang dibutuhkan oleh penyebaran pengetahuan dari Barat ke Timur. Lagi pula niscaya sulit membayangkan bahwa negara barat tertinggal 500 tahun dan sebagai pengimporan pengetahuan buku dari India dan dunia Islam.”
Sumber: University of Manchester
Nah katanya Dr George Gheverghese Joseph dari Universitas Manchester, Sekolah Kerala telah mengidentifikasi ‘deret tak hingga’, yaitu salah satu komponen dasar dari kalkulus sekitar tahun 1350. Sementara 'atribut' kalkulus ini gres diperkenalkan Pak Newton dalam bukunya bersama Pak Gottfried Leibnitz pada simpulan masa 17.
Trus tim dari universitas Manchester dan Exerter juga menguak keberhasilan sekolah Kerala yang telah menngungkapkan deret Pi dan menggunakannya untuk menghitung Pi hingga 9, 10, dan bahkan hingga 17 angka dibelakang koma.
Selain itu ada bukti yang secara ga pribadi menyatakan bahwa orang India mengajarkan pengetahuan matematika mereka ke misionaris Jesuit yang mengunjungi India pada masa 15. Nah pengetahuan ini berdasarkan mereka yang alhasil hingga ke Newton.
Kemudian dikala membaca-baca beberapa paper India, Dr. Joseph juga membuka diam-diam yang kemudian ia publikasikan melalui bukunya yang berjudul “ The Crest of the Peacock: the Non-European Roots of Mathematics” edisi ketiga yang menjadi buku terlaris yang diterbitkan oleh Princeton University Press.
Beliau mengatakan: “Awal dari matematika moderen biasanya terlihat sebagai pencapaian orang Eropa namun inovasi di India tengah antara masa 14 dan 16 sering kali diabaikan atau dilupakan.”
“Kecermelangan perkerjaan Pak Newton pada simpulan masa 17 tidak menyusut, terutama dikala pekerjaan tersebut berkaitan dengan algoritma kalkulus.Tapi nama lain dari sekolah Kerala, khususnya Madhava dan Nilakantha, saling sebenarnya menemukan komponen jago lainnya dari kalkulus yaitu deret tak hingga.”
“Ada banyak alasan kenapa donasi sekolah Kerala tidak diakui. Alasan utamanya yaitu inspirasi yang keluar dari ilmuan dari dunia Non-Eropa tidak diakui atau diabaikan disebabkan oleh warisan dari kolonialisme Eropa dan dari luar lainnya.”
“Namun ada sedikit isu mengenai bahasa lokal Kerala zaman dulu, Malayalam. Beberapa teks kemudian berkembang di masa depan, ibarat Yuktibhasa, dimana beberapa dokumentasi matematika yang luar biasa ditulis.”
Dr. Joseph juga menambahkan: "Untuk beberapa pertimbangan yang tak sanggup diduga, standar bukti yang dibutuhkan untuk mengakui penyebaran pengetahuan dari Timur ke Barat lebih besar dibanding standar bukti yang dibutuhkan oleh penyebaran pengetahuan dari Barat ke Timur. Lagi pula niscaya sulit membayangkan bahwa negara barat tertinggal 500 tahun dan sebagai pengimporan pengetahuan buku dari India dan dunia Islam.”
Sumber: University of Manchester