-->

Paket Lengkap Efektivitas Perasaan Biji Koro Pedang ( Cannavalia Ensiformis L ) Dan Perasan Daun Kedondong ( Spondias Dulcis L ) Sebagai Antifertilitas Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague – Dawley


Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk Indonesia merupakan problem bagi pemerintah. Badan Statistik Nasional memperlihatkan laju pertumbuhan penduduk indonesia meningkatpertahunnya 1,49%. Peningkatan ini ditekan dengan adanya KB, salah satunya denganmeningkatkan tugas serta pria dalam jadwal KB, biji koro pedang (Canavalia ensiformis L) diketahui mengandung senyawa fitoestrogen yang sanggup dipakai sebagai obat tradisional untuk memperlihatkan efek antifertilitas pada sperma serta daun kedondong (Spondias dulcis L) yang mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin juga secara tradisional sanggup menurunkan kualitas sperma.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antifertilitas perasan biji koro pedang dan daun kedondong terhadap kualitas spermatozoa tikus putih jantan galur Sprague Dawley.
Metode : Rancangan penelitian ekperimental randomized post test only control grup design. Kelompok kontrol (Aquades),kelompok perlakuan I (perasan daun kedondong takaran 115,5mg/200 g BB) ,kelompok perlakuan II (perasan daun kedondong takaran 231mg/200 g BB), kelompok perlakuan III (perasan daun kedondong takaran 924mg/200 g BB), kelompok perlakuan IV (perasan biji koro pedang takaran 0,45 g/200 g bb), kelompok perlakuan V (perasan biji koro pedang takaran 0,9 g/200 g bb), kelompok perlakuan VI (perasan biji koro pedang takaran 1,35 g/200 g bb). Semua takaran perlakuan diberikan secara oral selama 14 hari. Pengamatan kualitas spermatozoa dilakukan hari ke 15 secara mikroskopis. Kemudian dihitung kualitas spermatozoa berdasarkan morfologi, motilitas, viabilitas dan konsentrasi spermatozoa. Analisa data memakai jadwal Statistic package for the social science (SPSS) dengan uji ANOVA satu jalan dan uji LSD.
Hasil : Perasan biji koro pedang Dosis 0,45 g/200 g bb, 0,9 g/200 g bb, dan 1,35 g/200 g bb memperlihatkan presentase penurunan kualitas spermatozoa kalau dibandingkan dengan kontrol. Namun takaran 0,9 g/200 g bb dan 1,35 g/200g bb merupakan takaran yang memiliki kualitas spermatozoa dibawah standar kualitas sperma normal WHO dan termasuk Asthenozoospermia and Necrozoospermia. Perasan daun kedondong takaran 231mg/200gBB terbukti menurunkan viabilitas spermatozoa. Dosis 231mg/200gBB sanggup menurunan motilitas spermatozoa. Dosis 924mg/200gBB terbukti menurunkan konsentrasi spermatozoa, meskipun pada morfologi spermatozoa memperlihatkan penurunan sperma normal tetapi masih dalam nilai normal. Dari hasil rata-rata yang diperoleh berdasarkan WHO (2010) sanggup dikategorikan sebagai golongan Nekrozoospermia dan OligoAsthenozoospermia.
Simpulan: perasan biji koro pedang dan daun kedodong sanggup dipakai sebagai antifertiitas alami.
Kata kunci: Antifertilitas, daun kedondong, biji koro pedang, kualitas spermatozoa
Penulis: Niken Dyahariesti, Hilda Yulistiyanita, Dwi Astuty
Kode Jurnal: jpfarmasidd160520

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel